Selamat Datang di Situs Wajit Subang. Ayo Bersilaturahmi Dekatkan Rezeki!

Rabu, 24 Desember 2008

Kontemplasi

Di penghujung bulan ini ada dua momen penting. Dua-duanya menandai berakhirnya perhitungan tahun, pun mengawali tahun yang baru. Menjadi kian penting karena hampir bersamaan tahun 1429 Hijriyah akan segera digantikan dengan tahun 1430 Hijriyah, disusul oleh tahun 2008 yang akan segera berganti pula dengan tahun 2009.

Tidak semata merayakan detik-detik pergantian tahun dengan berbagai "tradisi", namun selalu ada harapan untuk memaknainya.

Pertama, Laporan Tahunan. Laiknya neraca keuangan, akhir tahun adalah periode tutup buku. Artinya adalah saat untuk melaporkan posisi, seberapa besar aktiva kebaikan di pos sebelah kiri, dan bagaimana konfigurasi upaya (equity) untuk memperbesar aset tersebut berupa pasiva di sebelah kanan.

Indikasi harapannya adalah tumbuh positif. Agar tampak perubahannya, maka laporan tahunan minimal disajikan year to year dua tahun terakhir, tentu jika lebih akan tampak kian jelas. Adakah pertumbuhan aset kebaikan dari tahun ke tahun?

Cobalah kita rinci kualitas aset kebaikan tadi. Pos aktiva paling atas tentu saja adalah tabungan atau kas amal baik harian, yang seketika itu juga kita mendapat balasannya. Sebagai contoh: tersenyum, mengucapkan salam, dan berzikir. Amalan dengan feedback relatif cepat. Pos berikutnya adalah piutang amalan, sebagai contoh adalah bekerja mencari nafkah. Di akhir bulan, upaya kerja keras selama sebulan akan menambah saldo rekening kita. Pos lainnya adalah inventori amalan. Harus selalu ada untuk terjaganya stok keimanan kita, seperti contoh: menuntut ilmu, bergaul dengan orang baik, dst. Semakin ke bawah dari urutan pos-pos tadi tentu saja semakin kurang likuiditasnya.

Itu baru current asset, bagaimana dengan fixed asset kita? Barangkali amalan berikut adalah sebagian diantaranya: sholat, zakat, puasa, sedekah dan beribadah haji. Semuanya adalah kebaikan dengan orientasi jauh ke depan, ada nilai jangka pendeknya, namun lebih banyak bernilai akhiratnya. Di pos ini, mesti berhati-hati karena ada penyusutan sebagai faktor pengurang. Sebut saja riya dan takabur. Amalan yang diperbuat dengan ikhlas, jelas akan tercatat menambah aset kebaikan, tanpa pengurang sedikit pun.

Kedua, Proyeksi. Banyak waktu dan tenaga telah dicurahkan untuk memfokuskan diri pada hal-hal yang tengah dihadapi. Atau menjaga posisi seperti pada poin pertama tadi, atau men-zoom in terlalu lama target-target harian kita. Pada akhir tahun ini, adalah saatnya men-zoom out target-target dalam kontek timeline kehidupan ini. Recall memory merupakan salah satu upayanya, sehingga tampak mata rantai atau kaleideoskopnya. Adakah puncak-puncak terbaik yang telah dilewati? Atau justru palung-palung dalam lebih mendominasi rentang grafik kebaikan kita?

Kontemplasi atau muhasabbah adalah poinnya. Yaitu menempatkan perjalanan masa lalu untuk menjadi cerminan menentukkan langkah ke depan, sehingga tiap jejak terjaga dalam konteks. Upaya menimbang-menimbang, mengukur yang lebih dan yang kurang, bahkan bisa lebih kualitatif, seperti sudah diridloikah tiap nafas kita.

Jangan biarkan hidup tanpa target, atau bertarget tapi diluar konteks ilahiah. Bertargetlah setinggi langit... dan berupayalah membumikannya... tentu melalui do'a dan ikhtiar!

Saatnya berkontemplasi... Selamat Tahun Baru!

Tidak ada komentar: