Selamat Datang di Situs Wajit Subang. Ayo Bersilaturahmi Dekatkan Rezeki!

Jumat, 13 November 2015

Spectre

Halooo apa kabar Bond Lovers...? Sudah nonton film James Bond terbaru?

Tanpa terasa, sudah tiga tahun berselang sejak film Bond terakhir Skyfall mulai tayang di Indonesia pada tanggal 1 November 2012. Jeda yang cukup normal jika melihat statistik antar produksi dan edar film Bond yang berkisar satu sampai enam tahun. Dari keseluruhan film Bond yang telah diproduksi dan diedarkan ke seluruh dunia sebanyak 24 judul, dapat diketahui bahwa 4 judul berselang satu tahun, 13 judul berselang dua tahun, 3 judul berselang tiga tahun, 2 judul berselang empat tahun, dan 1 judul berselang enam tahun. Artinya rekor jeda antar film terlama masih dipegang oleh Golden Eye (1995), yakni enam tahun setelah film sebelumnya bertajuk License to Kill (1989).

Hmmm... sebuah penantian yang panjang ya...!

Film Bond yang ke-24 produksi Columbia Pictures ini bertajuk Spectre. Saya berkesempatan menyaksikannya pada hari pertama peredaran film ini di Indonesia tanggal 6 November 2015, hari yang persis sama dengan rilis di Amerika. Seperti biasanya, film yang mengisahkan petualangan agen rahasia Inggris (Secret Intelligence Service-SIS) atau lebih dikenal M16 ini, sudah tayang lebih dulu di Inggris pada tanggal 26 Oktober 2015.

Suasana hari perdana penayangan di XXI BSD Plaza relatif normal, tentu saja dengan sedikit peningkatan tensi keramaian antrian di ticket hall. Rupanya berdasarkan desk information, penjualan tiket telah dimulai pada tanggal 31 Oktober 2015. Barangkali hal tersebut berdampak pada bagaimana kondisi antrian hari itu.

Namun layaknya tipikal film box office, hari itu Spectre tayang di tiga layar dari empat layar yang tersedia, masing-masing empat kali pertunjukkan dalam sehari. Di pertunjukkan ke-3 menjelang dan paska maghrib yang merupakan prime time, kondisi tempat duduk telah terisi penuh. Bahkan saya yang datang untuk pembelian tiket langsung, akhirnya mendapat giliran pada pertunjukkan terakhir dan harus rela pada row H center, alhasil sangat dekat dan persis berada tiga baris dari screen. Sebenarnya bukanlah posisi yang ideal untuk menyapu pandangan dengan ukuran layar yang sangat lebar. Namun posisi center selalu menjadi opsi favorit bagi saya, dengan pertimbangan agar tata suara Dolby Digital Surround 7.1 yang terpasang terdengar seimbang di telinga.

Hmmm... so mojok di bioskop dengan mengambil tempat duduk di sayap kiri atau kanan theater, kayaknya ngga deh...! Rasanya rugi... harus bayar mahal tapi ngga dapat maksimal... hi..hi..

Adakah sesuatu yang teristimewa di Spectre?

Penamaan tajuk film Bond tampaknya sudah menjadi rumus baku. Selalu tersurat sekurang-kurangnya dari penggalan dialog dalam alur cerita sepanjang film atau tertulis dalam dokumen atau papan nama misalnya. Kali ini Spectre merujuk kepada sebuah organisasi "hitam" yang bersifat kontra intelejen, yang belakangan diketahui mempunyai hubungan secara personal dengan pimpinan Pusat Keamanan Nasional Inggris Max Denbigh. Frase tersebut terungkap pada dialog Bond dengan Madeleine Swann, seorang puteri dari salah seorang anggota kelompok dimaksud.

Seperti di film sebelumnya Spectre adalah garapan sutradara Sam Mendes, dan merupakan film Bond ke-4 yang diperankan oleh Daniel Craig, setelah film sebelumnya yaitu Skyfall (2012), Quantum of Solace (2008) dan Casino Royale (2006). Sesuai tradisi, James Bond selalu diperankan oleh aktor berdarah Inggris. Demikian halnya dengan Craig, ia lahir di Chester pada tanggal 2 Maret 1968 dan besar di Liverpool dengan nama lengkap Daniel Wroughton Craig.

Hal yang berbeda di Spectre adalah karakter M yang melekat pada Judi Dench di film-film sebelumnya, telah berakhir dengan meninggalnya M pada insiden di Skyfall. Kini karakter M digantikan oleh Ralph Fiennes, sedangkan figur Q dan Miss Moneypenny masih seperti di Skyfall diperankan oleh tokoh yang lebih muda dan dinamis, bahkan Q turut langsung dalam sebuah misi beresiko memanggil kembali Bond di Austria, serta meretas untuk menggagalkan sistem intelejen baru yang sedang dalam proses start up di London.

Beberapa hal yang tetap dapat disaksikan adalah keberadaan Aston Martin (produsen kendaraan di Inggris) sebagai kendaraan dan alutista Bond, dan jam tangan Omega yang berfungsi sebagai peledak ber-timer yang disupport oleh Q. Penampakan Aston Martin kali ini tampak lebih berkelas super sport car, ketimbang gaya klasik. Beradu cepat dalam sebuah adegan adu kebut-kebutan di Roma sampai ke jalanan sempit dengan super sport car Jaguar. Di dalam cerita, Aston Martin tersebut sebenarnya bukan untuk Bond, melainkan untuk 009 yang "dicuri" dari Q. Sedangkan Bond "hanya" mendapat peranti jam tangan, yang diceritakan oleh Q seperti jam tangan biasa yang tidak lebih untuk menunjukkan waktu. Barangkali di film ini ingin menggambarkan bagaimana kondisi perekenomian dunia yang relatif tidak cukup membaik.

Dari alur cerita pun, tampaknya sudah "pakem"-nya Bond. Diawali dari sebuah misi di Meksiko yang terungkap sebagai "sesuatu" yang diwariskan oleh M pada saat meninggal di pangkuan Bond di Skyfall, berujung adegan menegangkan di sebuah helikopter diatas kerumunan ribuan peserta perayaan kematian di Meksiko, lalu cooling down dengan title film, setelah adegan mematikan dari seorang tokoh "hitam" yang dicari dan meninggalkan jejak sebuah ring berlogo gurita.

Lagi-lagi bahwa tema Bond, tampaknya selalu aktual. Di tengah konstelasi politik dunia yang terus berubah, keberadaan intelejen negara dan kebutuhan kerjasama intelejen antar negara di dunia masih menjadi bahan kajian dan dianggap tidak relevan. Tak terkecuali M16 sendiri, bahkan berdasarkan keputusan pemerintahan terakhir sudah sangat maju, M16 telah direview, karena sudah dianggap kuno, dan seluruh misi harus dihentikan. Situasi ini justru menjadi "peluang" bagi kelompok "opportunis" untuk menciptakan distabilitas di berbagai kawasan untuk kepentingan bisnis dengan dagangan berupa "informasi" yang menjadi nilai jualnya.

Dari alur cerita ini, membawa Bond berpetualang dari gegap gempita perayaan di Meksiko, berlanjut ke adu kebut super car di jalanan sempit dan tangga kota Roma, berkendara di pemandangan salju dan danau yang indah di Austria, adegan mengejar Land Rover dengan pesawat di pegunungan salju yang tidak biasa, baku hantam di kereta ditengah lansekap gurun pasir Maroko, dan lansekap kota Londan dengan landmark London Eye, menjadi daya tarik yang kuat di film berdurasi 147 menit ini. 

Dan... tentu saja eksistensi Bond Girls selalu menjadi daya tarik utama, yang kehadirannya terkadang tak terduga dan spontan. Bond Girls sebagai informan selalu terancam, ada yang tak terselamatkan, namun dibagian akhir Bond Girls lainnya terkadang menjadi mitra dan layak diselamatkan. Rasanya... di Spectre, Craig kian matang, pesona Bond yang maskulin dan pemikat wanita cukup tergambar di film ini.

Akankah Craig menjadi pemeran Bond selanjutnya di tengah spekulasi penggantiannya? Hmmm... perlu dipertimbangkan ya... kayaknya...!


Casting:
  •         Daniel Craig (James Bond)
  •         Ralph Fiennes (M)
  •         Christoph Waltz (Oberhauser)
  •         Naomie Harris (Eve – Miss Moneypenny/Sekretaris M)
  •         Lea Seydoux (Madeleine Swann – Bond Girl)
  •         Ben Whishaw (Q)
  •         Monica Bellucci (Lucia Sciarra)
  •         Andrew Scott (Max Denbigh)
Filmography:
  •         Skyfall (2012)
  •         Quantum of Solace (2008)
  •         Casino Royale (2006)
  •         Die Another Day (2002)
  •         The World is Not Enough (1999)
  •         Tomorrow Never Dies (1997)
  •         Golden Eye (1995)
  •         License to Kill (1989)
  •         The Living Daylights (1987)
  •         A View to A Kill (1985)
  •         Octopussy (1983)
  •         For Your Eyes Only (1981)
  •         Moonraker (1979)
  •         The Spy Who Loved Me (1977)
  •         The Man With The Golden Gun (1974)
  •         Live and Let Die (1973)
  •         Diamonds are Forever (1971)
  •         On Her Majesty's Secret Service (1969)
  •         You Only Live Twice (1967)
  •         Thunderball (1965)
  •         Goldfinger (1964)
  •         From Russia With Love (1963)
  •         Dr. No (1962)