Selamat Datang di Situs Wajit Subang. Ayo Bersilaturahmi Dekatkan Rezeki!

Selasa, 29 Juli 2008

Subang Kuningan, Lost in Contact!

Hmm... rasa-rasanya sudah hampir dua bulan tidak bisa menyapa keluarga di kampung lewat telepon fixed line-nya Telkom. Karena cuek pada orang tua dan keluarga di kampung, atau karena ketiadaan fasilitas alternatif untuk menghubungi?

Bukan-bukan itu masalahnya. Sejauh ini memang hanya telepon Telkom yang menjadi tumpuan untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga di Subang. Pertama, karena dari sisi tarif cenderung lebih "terjangkau" khususnya tarif bicara pada saat-saat hari libur atau diluar jam-jam sibuk. Kedua, karena hanya fasilitas itu yang memungkinkan bicara secara langsung dengan anggota keluarga dan yang telah tersedia di rumah keluarga.

Biasanya tradisi silaturahmi via telepon berlangsung satu atau dua kali dalam sebulan. Content-nya tidak jauh dari mencari tahu kabar keluarga atau sekedar update informasi. Tentu bukan untuk sekedar basa-basi, melainkan upaya untuk menjalin kedekatan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Mumpung mereka masih ada. Kalau tidak mengontak mereka diwaktu yang cukup lama, rasanya seperti dihantui dosa. Joledar, itulah kata yang tepat.

Bagi saya, ikatan batin diantara manusia yang terasa paling kuat adalah kaitan batin dengan orang tua, sehingga kebutuhan untuk curhat, tanya kabar, kendati sudah berkeluarga dan tinggal berjauhan dalam waktu yang cukup lama, tetap perlu dan mutlak dipenuhi. Ada semangat dan darah baru tatkala usai mendengar suara orang tua di ujung telepon. Ya.. semangat untuk menjalani hidup, semangat untuk membahagiakan orang tua, atau semangat untuk berbuat baik lainnya. Terkadang semangat tersebut melemah dikeramaian dan kesibukan menjalani rutinitas di perkotaan. Semacam recharged dalam kontek kekinian... dari low batt menjadi fully charged.

Waktu-waktu yang biasanya fully mood adalah sesaat setelah shalat subuh usai. Saat orang tua kembali dari mesjid kecil di depan lapangan bola, saat embun masih bergelayut, saat kabut masih menyelimuti atmospir Subang, dan saat fajar mulai beranjak diufuk timur. Biasanya tradisi keluarga di pagi hari dimulai dengan sajian kopi dan teh manis di ruang keluarga. Terkadang ditemani serabi dan tempe goreng yang diiris tipis berselaput terigu. Membicarakan hal-hal yang terjadi dengan tema dari agama sampai politik, dari issu lokal sampai mancanegara. Tapi intinya memang pembicaraan nasihat-menasihati dan upaya menjalin komunikasi. Pagi yang masih segar sangat mendukung untuk itu.

Meski diujung telepon suasana tersebut selalu saya rasakan. Dengan tarif diskon SLJJ untuk jangkauan area diatas 150 km sebelum peak hour, berbincang antara 5-10 menit sudah cukup untuk mengobati kerinduan yang amat sangat akan kampung halaman.

Semoga Telkom dapat merasakan dengan hati dan berempati... apa yang dirasakan mungkin tidak hanya oleh saya... lost in contact!

Tidak ada komentar: