Menjelang masa kampanye Pemilu Presiden 2009, ada satu frase yang sedang naik daun. Apakah gerangan...?
Ngga salah lagi, Neolib... alias Neo Liberalisme... alias paham liberal gaya baru, semacam kelanjutan dari paham ekonomi liberalisme klasik. Merupakan paham ekonomi yang memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas, serta berupaya merobohkan hambatan perdagangan internasional dan investasi oleh pemerintah dalam ekonomi domestik. Salah satu cirinya adalah privatisasi aktivitas ekonomi khususnya pada usaha-usaha industri yang dimiliki-dikelola oleh pemerintah, pengelolaan sumberdaya alam, pengetatan anggaran, pemotongan subsidi, dan menekan intervensi pemerintah sampai tingkat paling minimum dan menyerahkan pada logika pasar, misalnya dalam penentuan upah minimum dan hak-hak buruh lainnya.
Belakangan paham ini mengemuka terkait dan "mengarah" kepada salah satu pasangan Cawapres yang akan maju pada Pemilu Presiden 2009.
Beberapa jejak kasus Neolib di Indonesia menurut media:
http://www.republika.co.id/berita/51828/Anggaran_Pertahanan_Dikurangi_Untuk_Bayar_Utang
http://www.republika.co.id/berita/51823/Neoliberalisme_Masih_Melekat_di_Boediono
http://www.republika.co.id/berita/51825/Kwik_Bongkar_Kelemahan_Boediono
http://suara-islam.com/index.php/Nasional/Revrisond-BaswirNeolib-In-Actions.html
http://suara-islam.com/index.php/Nasional/Dradjad-TNI-Salah-Satu-Korban-Neoliberal.html
http://suara-islam.com/index.php/Nasional/-Boediono-Operator-Neolib/IMF-di-Indonesia.html
http://www.imf.org/external/np/sec/memdir/members.htm#i
Jumat, 22 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar