Kept thinking, I could never live without you by my side
But then I spent so many nights thinking, how you did me wrong
And I grew strong and I learned how to get along
…
Oh, no, not I, I will survive
Oh, as long as I know how to love, I know I’ll stay alive
I’ve got all my life to live, I’ve got all my love to give
And I’ll survive, I will survive, hey, hey
Hari ini adalah Fresh Friday.
Hari kerja terakhir bagi sebagian besar pekerja di Jakarta. Ya, tentu saja menjelang weekend adalah hari dimana para pekerja bersemangat untuk datang ke kantor. Ibarat tensimeter, awal pekan selalu dihantui oleh I hate monday, lalu grafiknya perlahan merangkak naik hingga menggapai puncaknya di hari Jum'at.
Jika hari Senin, selalu ditandai oleh muka tertekuk dengan sejuta alasan untuk datang terlambat di tempat kerja, maka atmosfir di hari Jum'at sangat berbeda. Hari Jum'at adalah hari "batik nasional". Sebagian lainnya adalah hari "casual nasional". Di korporasi tertentu, pekerja menanggalkan seragam berdasi yang formal itu dengan seragam yang lebih fashionable. Biasanya bermotif lengan pendek dengan warna lebih atraktif dan colourfull, hingga atribut badge berupa logo dan jargon perusahaan yang tersebar dibagian baju ala sponsorship pembalap di sirkuit. Bahkan di tempat lain jeans dan t-shirt berkerah menjadi dresscode yang "halal" untuk dipakai.
Atmosfir lainnya adalah bike to work. Hari Jum'at yang relatif "longgar", menjadi hari yang dinanti oleh masyarakat Bike to Work untuk menggoes sepeda ke tempat kerja. Sepertinya cara ini cukup efektif untuk mensosialisasikan program udara bersih dan kebiasaan berolahraga. Di beberapa instansi pemerintah nuansa aerobik mania ala Cucak Rowo menghiasi halaman perkantoran di pagi hari. Barangkali ini menjadi sebuah breakthrough atas rutinitas harian yang cenderung satu tone.
Hmm... hari ini saya bersama Mba Yanti mengisi Fresh Friday dengan memenuhi undangan sebuah pembukaan plaza di bilangan Pondok Gede. Alunan lagu Gloria Gaynor seperti penggalan diatas baru saja berlalu. Lagu yang populer di era 70-an itu, dinyanyikan oleh Delia menandai usainya seremonial. Lalu, tepukan hadirin menyambutnya.
Kali ini Delia yang bergaun warna silver tampak silky. Rupanya Delia menjadi host di acara itu. Diiringi oleh band pemenang dalam kontes band di Sentra Bisnis Pondok Gede itu, pilihan lagu yang dibawakannya cukup tepat. I will Survive!
Pembukaan sebuah sentra bisnis kendati berupa perluasan dari yang eksisting, tampaknya cukup menantang di tengah-tengah resesi (global) seperti sekarang. Namun seperti yang dinyatakan oleh pengembangnya, bahwa keyakinan akan peluang di tengah kesempitan harus selalu ada. Bukan tanpa alasan, karena masa-masa sulit seperti krisis ekonomi tahun 1998 dan musibah kebakaran di tahun 2000 pernah dilaluinya. Artinya tanpa bermaksud takabur, jika dibandingkan dengan kondisi yang lalu, kondisi sekarang jauh lebih baik.
Saya rasa spirit optimisme inilah poinnya. Bahwa selalu ada celah diantara karang. Bahwa selalu ada cahaya diantara kegelapan. Bahwa selalu ada solusi diantara berjuta masalah. Bahwa selalu ada harapan ditengah keputusasaan. Maksud saya adalah meski resesi mendera, semestinya senyuman tetap mengembang... yah dunia adalah kumpulan masalah... life must go on, mari urai satu-satu dengan senyuman!
Berharap resesi (global) tidak menjadi rese... si(h) global! Yes, We will survive!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar